Saat pembagian piala tiba. Adi maju ke depan denga bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?” Adi terdiam. “bukan pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Adi.
Ia melanjutkan, “sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu untuk mengalahkan orang lain. Aku hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah ”. semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memnuhi seisi ruangan.
===============================Renungan=============================
Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Adi, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Adi, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Adi bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.
Mungkin telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh




0 komentar:
Posting Komentar