Hari itu kamis (8/12), sengaja aku berangkat lebih awal dari biasanya, ya meskipun waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Sebelum berangkat, seperti biasa aku siapkan segala sesuatu yang aku perlukan. Tak terkecuali jas hujan yang sudah aku lipat rapi di atas meja.
Menurut jadwal, aku akan mampir ke sekolah SMAku dulu yaitu Sekolah yang sangat bonafit sekali bagiku. Ya, SMA Negeri 18 Surabaya, yang bikin aku tergila-gila oleh SMAku itu adalah karena saking bonafitnya orang –orang gak pernah ada yang tahu lokasi sekolah itu. Ketika aku masih sekolah dulu, tiap kali aku ditanya oleh orang tentang tempatku sekolah, mereka selalu memberikan sebuah respon yang sungguh “super sekali”, Alhamdulillah yah… hehe.. Orang selalu menanyakan sekolahku itu, entah apa karena begitu bonafitnya ataupun karena ada maksud lain yang jelas bukan urusanku itu. Yang aku dengar selama itu dengan telinga telanjangku yaitu “SMA 18 thu dimana y tempatnya?”. Sungguh sangat luar biasa bonafitnya sekolah itu. Semua orang mencarinya, padahal kalau pembaca yang budiman tahu bagaimana ekspresi aslinya dari orang-orang yang Tanya tadi thu pasti bikin bulu kuduk merinding, eh salah, bikin galau. Ikikik…
Aku ke sekolah itu karena ada beberapa urusan yang sama seseorang yang menurutku cukup geje, yah walaupun dia pacarku. Hehe… hape yang dia punya rusak, jadi dia mw pinjem hapeku yang lama. Ketika aku sampai di sana aku tunggu dia di depan pintu gerbang, detik demi detik, menit demi menit, akhirnya 15 menit berlalu. Jam sudah menunjukkan pukul 09.20, padahal aku masih harus berangkat ke kampus dan masuk pada pukul 10.00. belum lagi kalau nanti macet di jalan. Akhirnya orang yang aku tunggu-tunggu datang juga, ia berjalan sama salah seorang sahabatnya, yang menurutku inilah yang bikin mangkel sekaligus agak dongkol. Maklum lah cowok juga punya perasaan kale…
Transaksi pun dimulai. Seolah ada urusan yang begitu rahasia kalau diliatin orang banyak. Hape lama yang udah aku siapkan sebelumnya aku serahkan ke dia buat dipinjam. Setelah itu, yang paling mengejutkan dia menunjukkan fotonya sama sahabat itu dengan mengucapkan sebuah kata yang konyol, “nie loh foto sama pacarku yang baru” #makjlep. Ya, disini saya tegas kan, memang sahabatnya itu seorang cewek juga, tapi gara-gara sikapnya yang alay itu bikin ilfeel rasanya. Kenapa she jaman sekarang ini dunia tambah gila, lebih tepatnya orang-orangnya yang gila. Masa banyak cewek yang manggil teman ceweknya sendiri dengan sebutan “sayang”, gila amat. Aku gak habis pikir kenapa hal itu terjadi, mungkin karena cewek-cewek itu merasa kalau mereka memilki nasib yang sama sepenanggungan jadinya kayak gitu. Tapi seharusnya y gak gtu-gtu amat kale. Gak inget apa kaumnya nabi luth yang suka sejenis, awalanya ya kayak gtu sebenarnya. Dan sekarang muncul lagi kayak gtu, ya maaf seh kalau cara bicaraku agak gak enak. Kan semua itu tergantng sama individu masing-masing. Ya gak?
Setelah aku serahkan hape itu, aku langsung pergi meninggalkan semua rasa ketidak percayaanku tadi. Ku gas motorku cepat-cepat, menuju ke kampus karena hanya tersisa waktu 20 menit untuk pergi kesana. Kayaknya aku hari kurang beruntung, setelah tadi aku menemui kenyataan yang sungguh sangat menyebalkan, sekarang kena macet dijalan. Tidak hanya itu, di tengah-tengah kemacetan, mendung hitam datang menghampiri menyapu seluruh ruas jalan yang ku lalui. Dalam kondisi seperti itu aku hanya berharap agar tidak hujan sebelum aku sampai di kampus.
Ditengah-tengah kemacetan itu aku melihat seseorang yang sedang menerima telpon, dia selipkan hape yang dia punya itu ke dalam helmnya agar ia bisa melanjutkan telponnya itu. Sekilas aku liat dia dari samping, dan tidak aku liat hape yang tadi diselipkannya. Namun lama kelamaan aku sadar bahwa hape ang tadi masih ada menempel di telinganya, hanya saja karena aku melihatnya dari samping, maka aku tidak bisa melihatnya. Seketika itu langsung terbayang dibenakku kalau memang benar jika teknologi itu mampu membuat kita gila. Seperti orang yang aku lihat tadi, dia terlihat seperti orang yang sedang gila saja. Sampai-sampai ketika dia seperti itu aku mau tanya ke orangnya “mas, sudah gila th?”hehe… tapi aku sudah terlanjur tahu duluan. Sehabis itu aku ketawa dengan sebenar-benarnya, aku jadi bingung kenapa aku yang jadi geje yah? Kalau tadi aku yang nertawain orang sekarang aku ganti yang ditertawain orang. Huh..




0 komentar:
Posting Komentar