Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 07 November 2011

Menulis Populer

                Salah satu hal yang menarik dari kuliah di jurusan Sistem Informasi yaitu kita mendapat mata kuliah keterampilan interpersonal, dimana di dalamnya kita di ajari berbagai macam hal. Seperti cara kita berbicara di hadapan orang banyak, bagaimana kita mampu untuk berpenampilan percaya diri dimanapun berada. Termasuk juga kita mendapat materi yang begitu bagus, yaitu mengenai bagaimana caranya kita membuat tulisan(menulis) populer yang saat ini sering dirasa sebagai hal yang tidak mudah.
          
    Hari itu, senin 21 oktober 2011. Kebetulan bagi anak-anak SI angkatan 2011 mendapat sebuah kesempatan yang luar biasa. Beruntungya hari itu ada jadwal mata kuliah tamu, yang pada saat itu pembicaranya adalah seorang penulis opini yang cukup terkenal di wilayah Surabaya.
                Beliau adalah Rudi Santoso, seorang dosen di STIKOM. Laki-laki kelahiran Kediri ini telah menyelesaikan pendidikan tingkat perguruan tingginya di Universitas Airlangga, Universitas Wijaya Kusuma, dan Universitas Surabaya. Kini ia tinggal di daerah Kutisari Utara, dan berprofesi sebagai penulis opini di kolom beberapa surat  kabar.

                Seperti yang telah saya sebutkan diatas bahwa materi yang disampaikan pada saat itu adalah menulis populer. Menulis populer merupakan suatu kegiatan menulis yang dituangkan dengan bahasa umum sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat awam. Selain itu, dalam menulis  jangan pernah sekali-sekali menggunakan tulisan, ejaan, dan lain-lain yang membuat pembaca “tersiksa” dalam membaca tulisan kita. Itulah beberapa hal baru yang aku dapatkan tentang menulis.
                Selengkapnya, menurut pak Rudi ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan dalam menulis. Dimana aspek tersebut benar-benar perlu kita perhatikan apabila kita menginginkan tulisan kita bisa dibaca dan dipahami oleh orang banyak,terutama melalui media massa.
                Aspek yang pertama yaitu, sederhana. Dalam membuat kalimat yang sederhana itu memiliki ketentuan tersendiri. Dan ketentuan tersebut adala sebagai berikut:
ü  Paragraf sederhana
ü  Kalimat baku dengan maksimal 15 kata tiap kalimat. Penggunaan kata-kata yang kurang umum harus diubah menjadi yang lebih universal karena tingkat latar belakang pendidikan pembaca berbeda-beda.
ü  Gunakan rumus sederhana S-P-O-K. S-P-O-K harus jelas dan jangan penah menggunakan kalimat pasif dengan keterangan berada di awal kalimat.
ü  Gunakan struktur  tulisan : 1. Problem-solusi
          2. Sebab-akibat
                Aspek kedua yaitu orientasi pembaca. Dimana setiap pembaca memiliki interpretasi masing-masing dari apa yang telah kita tuliskan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga dalam menulis dan kaitannya dengan orientasi pembaca, yaitu:
ü  Berempati yaitu tahu betul siapa pembaca tulisan kita salah satunya dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti banyak orang.
ü  Tulisan kita harus mudah dipahami pembaca
ü  Jangan “menyiksa” pembaca
ü  Pahami bahwa pembaca sangat beragam
ü  Bereksperimen kecil untuk mengetahui sejauh mana orang mengerti/paham tentang tulisan kita.
Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan yaitu hindarilah istilah-istilah asing, karena tidak semua pembaca yang membaca tulisan kita itu akan mengerti apa maksud dari tulisan kita yang kita buat. Diantarnya yang perlu diperhatikan yaitu:
ü  Gunakan istilah yang populer
ü  Reliable dan rasional,
Bandingkan : sangkil, mangkus, aras, unduh, absurd, ajek.
                            Efektif, efisien, tingkat, download, tidak masuk akal,tetap
ü  Jangan bersembunyi dibalik istilah asing. Biasanya penggunaan istilah asing untuk menutupi kekurangan kita.
ü  Menggunakan banyak istilah asing akan “menyiksa” pembaca. Jika ingin menulis kemudian menemukan sebuah ide dengan istilah asing dan belum mengetahui terjemahannya dalam bahasa Indonesia maka istilah asing tersebut dapat dijabarkan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Aspek keempat  yang harus kita perhatikan ketika akan menulis. Sebuah tulisan yang baik adalah yang tidak membingungkan para pembacanya, untuk itu perlu adanya sebuah aturan agar seorang penulis tidak menggunakan singkatan-singkatan atau sejenisnya yang menyebabkan pembacanya bingung. Dan hal yang perlu diperhatikan yaitu:
ü  Hindari Jargon, Singkatan dan Akronim
ü  Penggunaan akronim yang berlebihan bisa menghambat proses komunikasi yang sedang berlangsung
ü  Jargon bisa digunakan untuk “persembunyian” kejahatan misalanya obligasi rekap yaitu utang triliunan dari uang rakyat.
Selanjutnya masih ada aspek-aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan, diantaranya yaitu :
ü  Spesifik dan Konkrit
ü  Penggunaan akronim dan jargon membiaskan substansi (isi) tulisan,
1.       KKN cenderung ambigu
2.       “Kasus sedang dalam proses pengembangan.”
3.       Restrukturisasi BUMN
4.       Kebijakan New Deal (kebijakan yang dibuat oleh Rosevelt pada tahun 1930 yaitu kesepakatan baru untuk mengurangi pengangguran)
ü  Detil yang Relevan
ü  Rinci dan detil
ü  Tetap menggunakan bahasa yang mudah dipahami
ü  Hindarkan hal-hal yang tidak masuk akal
ü  Sederhanakan angka
ü  Analogi yang Sederhana
ü  Hindarkan angka-angka yang rumit
Singapura merupakan negara kota yang wilayahnya 710,2 km2.
Seharusnya disederhanakan menjadi : “Singapura merupakan negara kota              yang luas wilayahnya dua kali luas Surabaya.”
Analogi dapat membuat pembaca dapat membayangkan hubungan yang saling berkaitan antara hal yang dianalogikan dengan hal yang menganalogi, misalnya helikopter yang dianalogika dengan capung yang merupakan salah satu jenis serangga.

Selanjutnya dalam kuliah tamu tersebut pak Rudi juga memberikan tips yang begitu bermanfaat, yaitu tips singkat untuk menulis opini, dimana secara garis besar yaitu:
1)      Buat kerangka tulisan yang memandu anda dalam menulis.
2)      Kenali gaya selingkung (tata bahasa yang digunakan) pada media masa yang dituju.
3)      Buatlah judul yang agitatif (mempengaruhi) yang positif.
4)      Sertakan data sederhana sebagai pendukung.
5)      Masukkan kutipan singkat dari tokoh yang menulis hal serupa di media beberapa hari sebelumnya.
6)      Berikan data anda yang sedikit menjual, misalnya mencantumkan kejuaraan yang pernah pernah diraih pada tulisan tersebut untuk membuat pembaca lebih tertarik.
Selain tips tersebut ada pesan yang disampaikan oleh pak Rudi dalam kesempatan itu, dan pesan ini yang membuat saya untuk senantiasa termotivasi belajar menjadi seorang penulis. Pesan tersebut adalah seperti ini “Dalam menulis opini segala hal yang menjadi problem di sekitar kita bisa dijadikan tulisan jika mindset kita jeli dalam mengkorelasikan antara data yang ada dengan fenomena yang terjadi. Menulis populer itu berat karena kita harus bisa menghubungkan riset kecil yang telah dijalankan dengan genre yang ada dan disertai dengan penyederhanaan bahasa.”
Dalam kuliah tamu pada saat itu, dapat saya simpulkan mengenai apa yang saya peroleh dari penjelasan yang disampaikan oleh pak Rudi. Yang pertama yaitu  Apa yang saya baca hari ini menentukan masa depan saya nanti. Yang kedua Langkah pertama untuk bisa menulis yang baik yaitu dengan membaca. Yang ketiga yaitu Untuk menjadikan tulisan kita menarik maka lihatlah dari sudut pandang yang berbeda. Dan selanjutnya yaitu Untuk menjadi penulis maka banyak-banyaklah berlatih dan jangan pernah putus asa.
Demikian sedikit reportase mengenai kuliah tamu yang disampaikan pada tanggal 21 oktober 2011 lalu. Semoga apa yang saya tuliskan disini dapat berguna bagi para pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar